Dekorasi pelaminan tradisional merupakan pilihan utama setiap pasangan yang ingin melangsungkan pernikahan. Karena pernikahan adalah suatu momen yang sakral dan suci, dan diharapkan hanya terjadi sekali seumur hidup, maka sebaiknya menggunakan tema adat tradisional yang menunjukkan akar budaya daerah kita berasal.

Adalah merupakan kebanggaan tersendiri untuk mengangkat budaya kita dan menuangkannya sebagai dekorasi di pesta pernikahan. Saat ini dekorasi pelaminan tradisional sudah semakin berkembang, sehingga kesan kaku  dan kuno yang dulu mungkin terlihat, sudah tidak tampak lagi. Unsur modern dan ringan disisipkan sebagai inovasi dekorasi tradisional, sehingga bisa terlihat simpel dan elegan tanpa meninggalkan nilai adat dan tradisi.

Untuk mengetahui sedikit mengenai dekorasi pelaminan tradisional, maka kita akan membahas beberapa dekorasi yang mengusung tema adat.

1. Adat Jawa

Biasanya untuk menonjolkan budaya Jawa, dekorasi pelaminan tradisional yang dipilih berupa Gebyok. Gebyok ini kaya akan nilai adatnya karena memang merupakan salah satu seni ukiran asli Kudus. Gebyok ini berbentuk pintu atau dinding yang penuh ukiran, karena memang fungsi awalnya yang digunakan sebagai bagian dari rumah adat Kudus. Oleh karena itu nuansa Jawa terlihat sangat kental. Dengan diberi ornamen tambahan seperti lampu gantung rumah Jawa yang antik, ataupun gentong air dari tanah liat, tentunya pelaminan akan nampak lebih hidup.

Dekorasi gebyok ini juga bisa dipadankan dengan atap Joglo, untuk menambah kesan megah. Atap joglo ini biasanya diletakkan di bagian atas kedua mempelai, sehingga mereka terlihat seperti duduk di kursi singgasana laksana pasangan raja dan ratu.

2. Adat Minang

Megah dan ramai merupakan tampilan dekorasi pelaminan tradisional yang mengusung adat Minang. Dekorasi yang sering digunakan adalah pelaminan bagonjong dan pelaminan biasa. Pelaminan bagonjong memiliki kelebihan menggunakan hiasan dengan tanduk, sehingga tampilan adat lebih terasa. Hal itu memang menambah kesan meriah, yang memang ingin ditonjolkan.

Dekorasi adat minang ini biasanya menggunakan tambahan ornamen bantal gadang, guling dan tabia, serta tirai yang semuanya bersulam benang emas untuk di pasang di langit – langit. Lengkap dengan motif pahat ala Minangkabau. Tambahan seperti payung berwarna emas, badalamak, dulang – dulang sering menjadi pilihan karena memang menjadi lambang tradisi Minang.

3. Adat Betawi

Kesan akrab kerap menjadi  ciri khas dekorasi pelaminan tradisional adat Betawi. Pemilihan tema sering menggunakan tampilan rumah bagian depan, lengkap dengan atap, pintu dan jendela. Kursi mempelai berikut kedua orang tua mempelai berupa kursi biasa seperti yang terdapat di ruang tamu. Untuk menambah kesan “mewah” dekorator biasanya memaksimalkan penggunaan bunga sebagai hiasan, menambah dekorasi taman di depan pelaminan, serta mengatur keindahan penataan cahaya pelaminan.

4. Adat Bali

Dekorasi pelaminan tradisional yang mengusung adat Bali sudah tentu menampilkan tema gapura Bali sebagai ciri khas adat daerah.  Seperti layaknya Gebyok yang penuh dengan ukiran, hiasan gapura Bali kerap memegang peran utama dalam keindahan dekorasi. Dinding gapura yang kaya dengan ornamen dan ukiran Bali membuat pelaminan kental dengan suasana daerah asalnya.  Payung ala Bali biasanya menjadi pemanis dekorasi, dengan taman di depan pelaminan yang turut menambah kesan alami namun mewah.

Demikianlah macam – macam dekorasi adat yang kental dengan tradisi. Semoga bisa menjadi referensi bagi Anda dalam memilih  jenis dekorasi pelaminan tradisional.